MusimKemarau, Petani Manfaatkan Rawa yang Mengering Para petani di Desa Meru, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur memanfaatkan lahan rawa yang mengering karena musim kemarau, dengan menanam jenis tanaman palawija Petani memanfaatkan tanah gembur dengan sisa air di rawa yang mengering dengan menanam melon, semangka dan palawija
Masuk musim kemarau, para petani diminta tak khawatir pada ketersediaan air, karena embung akan memasok air.Hal ini juga berlaku bagi UPKK Purwo Suci di Desa Ngraho, Kecamatan Kedung Tuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. "Ketika musim kemarau tiba, petani tak perlu khawatir, karena embung akan memasok air sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga," ujar Menteri Pertanian
Musimkemarau bukan berarti tidak ada aktivitas menanam padi. Di Bekasi, Jawa Barat, sejumlah petani masih bisa menanam padi meski sebagian wilayah di Indonesia kekeringan akibat kemarau panjang.
Padamusim kemarau hama tanaman lebih intens pada jenis serangga seperti kutu daun yang menularkan virus keriting dan bulai. Pada musim kemarau anda juga harus rajin melakukan pengairan. Daftar tanaman yag cocok ditanam saat musim kemarau adalah: Jagung, Ubi, Ketela, Tomat, Kentang, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Labu, dll.
Vay Tiền Nhanh Ggads.
Musim kemarau ilustrasi. SUKABUMI - Sejumlah petani di selatan Kabupaten Sukabumi tetap nekat menanam padi di tengah musim kemarau. Padahal, pada momen tersebut berpotensi menyebabkan gagal panen puso akibat kesulitan pengairan. ’Dari pantauan, ada sebagian kecil yang masih menanam padi,’’ ujar Kepala Seksi Perlindungan Tanaman DPTP Kabupaten Sukabumi, Sodikin, kepada Republika Online, Selasa 17/9. Pasalnya, mereka masih menganggap ada air untuk mengairi areal persawahannya. Sebelumnya DPTP Dinas Pertanian Tanaman Pangan telah menghimbau para petani untuk tidak menanam padi saat musim kemarau. Namun, di lapangan ada sebagian kecil petani yang tetap nekat menanam padi dengan risiko gagal panen akibat kekeringan. Selain padi, kata Sodikin, ada sejumlah petani yang mengganti tanamannya menjadi ubi kayu. Bahkan, ada sebagian petani yang sudah panen. Kini, mereka tengah mempersiapkan lahannya untuk ditanam padi. Hal ini dikarenakan musim hujan diprediksi jatuh pada akhir September mendatang. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Diunggah pada 16 September 2011 114657 1 Kendati hujan telah mengguyur di sejumlah wilayah di Jawa Timur dalam intensitas rendah, cuaca kemarau masih melanda hampir di seluruh wilayah. Kemarau berkepanjangan ini menyebabkan masyarakat kekurangan sumber air bersih dan membuat beberapa lahan sawah di Jatim mengalami kekeringan. Dalam masa kemarau dan pascaserangan hama wereng coklat beberapa waktu lalu, Dinas Pertanian Jatim kerap mengimbau pada petani untuk tak menanam padi. “Jauh hari kami kami telah menyosialisasikan untuk tak menanam padi saat kemarau dan pasca serangan hama wereng. Kalaupun tetap ngotot menanam padi, mungkin hanya petani nekad saja yang melakukan,” kata Kepala Bidang Produksi tanaman Pangan, Ir Ahmad Nurfalakhi saat dikonfirmasi, Jumat 16/9. Dari data Dinas Pertanian Jatim, periode Agustus 2011 tercatat lahan padi yang kering mencapai hektar yang tersebar di sejumlah wilayah. Diantaranya di wilayah Tulungagung seluas 953 hektar, Trenggalek 271 hektar, Pacitan 112 hektar, Sumenep 60 hektar, Mojokerto 21 hektar dan Lamongan 19 hektar. Dari total lahan yang kering di bulan Agustus, yang mengalami puso atau gagal panen mencapai 38 hektar, yaitu di wilayah Mojokerto 18 hektar, Tulungagung 9 hektar, Tuban 6 hektar, Bojonegoro 2 hektar dan Trenggalek 1 hektar. Luas lahan yang kering di Agustus tersebut itu lebih kecil dibanding pada bulan Juli tahun lalu yang melanda hektar tanaman padi. Dengan perincian, wilayah Trenggalek seluas hektar, Tulungagung 811 hektar, Bangkalan 108 hektar, Tuban 50 hektar, Gresik 15 hektar, Jombang 12 hektar, Kediri 10 hektar dan Sumenep 0,5 hektar. Di periode Juli, lahan puso akibat kekeringan mencapai 239 hektar. Yaitu di Trenggalek 163 hektar, Tuban 21 hektar dan Tulungagung 16 hektar. Luasnya lahan padi yang dilanda kekeringan tersebut akibat kurang jelinya petani dalam memilih komoditas yang ditanam saat musim kemarau. Idealnya, saat kemarau petani tidak menanam padi tapi menanam palawija seperti kacang hijau, kedelai, jagung atau menanam komoditas hortikultura seperti Semangka. Besarnya keinginan petani untuk tetap menanam padi di musim kemarau ini dipicu harga jual padi jauh lebih baik dibanding harganya saat musim penghujan. Tingginya harga padi tersebut bisa dilihat dari harga beras yang beredar di pasaran. Untuk yang jenis medium misalnya, masih bertengger di level per kilogram hingga per kilogram. afr
YOGYA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DPKP DIY memastikan stok beras di DI Yogyakarta mencukupi untuk menghadapi kemarau panjang. Kepala DPKP DIY, Sugeng Purwanto mengungkapkan, kemarau panjang dampak fenomena El Nino diprediksi terjadi. Kondisi ini membuat sejumlah wilayah melakukan persiapan termasuk DI Yogyakarta. "Sampai sekarang tidak ada kendala cuma kia memang harus siap siap karena ini El Nino ini kemarau panjang ini sudah mulai datang tapi sementara di lapangan belum ada masalah," jelas Sugeng, Jumat 2/6/2023. Baca juga Tercatat Ada IKM di Kulon Progo Per Desember 2022, Meningkat Dibandingkan 2021 Sugeng mengatakan, hasil panen komoditas beras di musim tanam MT 1 tergolong memuaskan meski terjadi cuaca ekstrem. Produktivitas lahan juga tergolong tinggi yakni mencapai 6 ton per hektar. Sehingga pada musim panen MT 1, total ada sekitar 300 ribu ton padi yang dipanen. Dia pun optimis hasil panen tersebut dapat memenuhi kebutuhan beras sepanjang musim kemarau. "Pastinya kan panen MT 1 tahun ini sukses, tidak ada kendala meskipun ada dampak perubahan iklim ya tapi tidak ada puso. Bahkan ini rata-rata produktivitas bagus di atas 6 ton per hektar," jelasnya. Dia merinci, padi bisa panen sebanyak empat kali dalam satu tahun. Dalam satu tahun DIY rata-rata mampu memproduksi sekitar 900 ribu ton padi. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari tingkat konsumsi dan kebutuhan beras di DIY pada 2022 yang jumlahnya hanya sekitar 450 ribu ton. "Artinya kalau dibagi tiap empat bulanan itu berarti aman. Untuk DIY sangat surplus," jelasnya. Lebih lanjut, pihaknya mengimbau kepada para petani untuk menyesuaikan pola pada mendekati musim kemarau untuk menanam palawija. Namun jika petani memiliki irigasi tetap, dapat menanam padi. Untuk varietas padi yang tahan untuk ditanam di musim kemarau yaitu padi cakrabuana. "Kita tetap siap-siap karena nanti di MT 1 hujannya mundur berarti MT selanjutnya bisa jadi mundur yang jadi kendala sekitar September-Oktober kita lihat situasinya," ungkapnya. tro
mengapa pada musim kemarau para petani tidak menanam padi